darulmaarif.net – Indramayu, 04 Agustus 2025 | 09.00 WIB
Penulis: Usth. Syahfa Aidillah
Makan dan minum adalah kebutuhan dasar manusia. Tapi di dunia santri, makan dan minum bukan sekadar mengisi perut atau menghilangkan haus. Ada nilai pendidikan, pembentukan karakter, dan spiritualitas yang terkandung di dalamnya. Sebab, seorang santri bukan hanya belajar tentang ilmu agama, tetapi juga meneladani akhlak Rosululloh SAW dalam setiap aspek kehidupan—termasuk saat menyantap makanan.
Tak heran, para santri dilatih untuk menjaga adab sejak dari cara duduk, memegang sendok, sampai mengucap doa sebelum dan sesudah makan. Adab ini bukan hanya simbol kesopanan, tapi juga bentuk syukur atas nikmat yang Alloh SWT berikan.
Berikut ini 4 adab makan dan minum yang menjadi bagian penting dari pembentukan akhlak santri. Nomor 3 sering luput, padahal sangat menentukan!
- Duduk dengan tenang dan tidak tergesa-gesa
Dalam Islam, dianjurkan untuk makan dan minum sambil duduk. Nabi SAW bersabda,
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مُرْثَدٍ، عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: إِنِّي لَا آكُلُ مُتَّكِئًا.
Artinya: “Telah menceritakan kepadaku Utsman bin Abu Syaibah; telah mengabarkan kepada kami Jarir dari Manshur dari Ali bin al-Aqmar dari Abu Juhaifah ia berkata, “Suatu ketika, apa berada di sisi Nabi SAW., kemudian beliau bersabda kepada seorang laki-laki yang ada di sisinya, “Aku tidak akan makan sambil bersandar.” (HR. Imam Bukhori)
Di pondok pesantren, santri dibiasakan makan sambil duduk di tempatnya, tidak berdiri atau berjalan-jalan sambil membawa makanan.
Selain menunjukkan sikap santun, duduk tenang juga mendidik santri untuk bersyukur dan tidak rakus. Makan bukan ajang berebut, tapi bagian dari melatih kontrol diri.
- Membaca doa sebelum dan sesudah makan
Meski terdengar sederhana, membaca doa adalah bentuk adab dan kesadaran spiritual. Doa bukan hanya sebagai rutinitas, tapi mengingatkan santri bahwa rezeki ini dari Alloh SWT, dan akan dimintai pertanggungjawaban.
Tak jarang, santri yang lupa membaca doa malah diingatkan teman sekelilingnya. Lingkungan pondok menciptakan budaya saling menasehati dalam kebaikan, bahkan dari hal kecil seperti doa makan.
- Tidak mencela makanan dan menghargai pemberi makanan
Nah, ini yang sering dilupakan. Kadang, makanan sederhana seperti sayur bening atau tempe goreng dianggap kurang menarik. Tapi adab seorang santri adalah menerima apa adanya, tanpa mengeluh apalagi mencela.
Santri dididik untuk menghargai siapapun yang menyiapkan makanan, entah dari dapur umum, wali kelas, atau bahkan teman satu kamar. Sebab menghina makanan, sejatinya adalah bentuk kufur nikmat.
- Makan dengan tangan kanan dan mengambil secukupnya
Di pondok, santri belajar untuk tidak mengambil makanan berlebihan. Ambillah sesuai kebutuhan, dan jangan sampai menyisakan makanan. Sunnah Rosululloh SAW adalah makan dengan tangan kanan dan tidak berlebihan.
Makan secukupnya tidak hanya bagian dari adab, tapi juga etika sosial. Santri yang terbiasa hidup bersama akan peka terhadap kebutuhan orang lain. Tidak rakus, tidak egois, dan selalu mengutamakan kebersamaan.
“Adab mendidik jiwa, akhlak menguatkan iman.”
Santri yang menjaga adab dalam makan dan minum, sejatinya sedang membentuk kepribadian luhur yang akan terbawa hingga di luar pondok. Dan adab itu lebih mulia daripada ilmu, sebagaimana pesan ulama Salaf: “Tarbiyah adab, qobla ta’limilil ilmi, ” (didiklah adab, sebelum mengajarkan ilmu).
Tertarik menjadikan anak Anda santri berakhlak mulia di pesantren Darul Ma’arif?
Yuk, segera daftarkan melalui tautan berikut:
🌐 Kunjungi laman resmi kami di: www.darulmaarif.net
📞 Informasi lebih lanjut: Hubungi Admin PSB
Game Center
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.